Ku pandangi kembali
layar handphone-ku hanya untuk sekedar melihat adakah pesan singkat yang kau
kirimkan kepadaku atau tidak. Ini sudah kesekian kalinya aku memandangi layar
handphone-ku tetapi hasilnya tetap sama, yaitu NIHIL!
Aku mulai berfikir
apakah kamu lupa dengan hari special ini? Atau kamu tak mengganggap hari ini special?
Atau… kamu sedang bersama perempuan lain? Ah aku tak mengerti jalan fikiranku
sendiri…
Aku lelah menunggumu
untuk menghubungiku terlebih dahulu. Sampai siang ini pun kamu belum
mengucapkan hari special ini. Kamu juga belum mengabariku.. terlalu sibukkah
kamu hingga tidak sempat mengabariku? Aku menjadi cemas kepadamu. Apakah kamu
pergi ke negri antah berantah? Apakah kamu pergi bersama perempuan lain
sehingga telah melupakanku? Aku berharap kamu tidak benar-benar pergi bersama
perempuan lain.
Apakah aku tak berharga
di matamu? Apakah aku hanyalah boneka yang selalu ikut aturanmu? Dimana perasaanmu?!
Apa aku salah jika aku terlalu mencintaimu? Apa aku salah jika aku terlalu
banyak berharap agar kamu mengucapkan hari special ini?
Mungkin… semua memang
salahku. Aku terlalu banyak berharap hingga Tuhan menjadi bosan untuk
mengabulkan permintaanku. Semua takkan bisa berubah sesuai keinginanku. Kamu takkan
bisa berubah menjadi laki-laki yang tidak cuek lagi seperti harapanku. Akulah yang
bodoh. Akulah yang bersalah!
Awan putih mulai
berlari-lari kecil di langit biru, seakan-akan enggan untuk diperhatikan
seorang perempuan yang patah hati. Kian lama aku memandangi awan itu, rupanya
seakan menggambarkan wajah kamu yang selalu ada dalam hati ini, kamu yang
seharusnya merayakan hari special ini bersamaku.
Entahlah… aku tak tahu
harus berbuat apa lagi untuk menyadarkanmu bahwa aku sangat menyayangimu. Setiap
perhatiankutidak pernah sedikitpun kamu gubris. Setiap perbuatanku selalu salah
di matamu.
Tenanglah, tak perlu memerhatikanku
lagi, aku sudah terbiasa tersakiti kok, teritama jika sebabnya kamu. Kamu tak
pernah bersalah, aku yang terlalu bodoh. Aku yang terlalu banyak berharap. Biarkan
saja aku memendam sakit ini hingga aku terbiasa, dan perlahan mati dengan sakit
ini.
Happy 1st Anniversary my Prince…
Dari seseorang yang berharap
Agar kamu berubah menjadi tidak cuek (lagi)