Jangan membuat dirimu rendah dimata orang lain karna terserang penyakit PLAGIAT maupun EPIGON, hargai hak cipta dan percaya pada kekuatan bahasa dan hati sendiri!

Senin, 02 Juli 2012

Apa masih bisa disebut... Anniversary?


Ku pandangi kembali layar handphone-ku hanya untuk sekedar melihat adakah pesan singkat yang kau kirimkan kepadaku atau tidak. Ini sudah kesekian kalinya aku memandangi layar handphone-ku tetapi hasilnya tetap sama, yaitu NIHIL!

Aku mulai berfikir apakah kamu lupa dengan hari special ini? Atau kamu tak mengganggap hari ini special? Atau… kamu sedang bersama perempuan lain? Ah aku tak mengerti jalan fikiranku sendiri…

Aku lelah menunggumu untuk menghubungiku terlebih dahulu. Sampai siang ini pun kamu belum mengucapkan hari special ini. Kamu juga belum mengabariku.. terlalu sibukkah kamu hingga tidak sempat mengabariku? Aku menjadi cemas kepadamu. Apakah kamu pergi ke negri antah berantah? Apakah kamu pergi bersama perempuan lain sehingga telah melupakanku? Aku berharap kamu tidak benar-benar pergi bersama perempuan lain.

Apakah aku tak berharga di matamu? Apakah aku hanyalah boneka yang selalu ikut aturanmu? Dimana perasaanmu?! Apa aku salah jika aku terlalu mencintaimu? Apa aku salah jika aku terlalu banyak berharap agar kamu mengucapkan hari special ini?

Mungkin… semua memang salahku. Aku terlalu banyak berharap hingga Tuhan menjadi bosan untuk mengabulkan permintaanku. Semua takkan bisa berubah sesuai keinginanku. Kamu takkan bisa berubah menjadi laki-laki yang tidak cuek lagi seperti harapanku. Akulah yang bodoh. Akulah yang bersalah!

Awan putih mulai berlari-lari kecil di langit biru, seakan-akan enggan untuk diperhatikan seorang perempuan yang patah hati. Kian lama aku memandangi awan itu, rupanya seakan menggambarkan wajah kamu yang selalu ada dalam hati ini, kamu yang seharusnya merayakan hari special ini bersamaku.

Entahlah… aku tak tahu harus berbuat apa lagi untuk menyadarkanmu bahwa aku sangat menyayangimu. Setiap perhatiankutidak pernah sedikitpun kamu gubris. Setiap perbuatanku selalu salah di matamu.

Tenanglah, tak perlu memerhatikanku lagi, aku sudah terbiasa tersakiti kok, teritama jika sebabnya kamu. Kamu tak pernah bersalah, aku yang terlalu bodoh. Aku yang terlalu banyak berharap. Biarkan saja aku memendam sakit ini hingga aku terbiasa, dan perlahan mati dengan sakit ini.



Happy 1st Anniversary my Prince…






Dari seseorang yang berharap
Agar kamu berubah menjadi tidak cuek (lagi)