Jangan membuat dirimu rendah dimata orang lain karna terserang penyakit PLAGIAT maupun EPIGON, hargai hak cipta dan percaya pada kekuatan bahasa dan hati sendiri!

Sabtu, 26 Mei 2012

Haruskah Ini Terjadi?

Aku tak percaya pada kenyataan ini, yang sulit terbaca, yang enggan jujur padaku. Aku tahu ini adalah takdir yang mengharuskan aku untuk menerimanya, walau sepahit apapun itu, walau seburuk apapun itu. ini adalah realita kehidupan, ya realita yang amat menyakitkan.

Sudah beberapa hari ku lalui tanpa dirimu. Sejak pertengkaran hebat kita yang berujung kata putus. Bukan karena aku, bukan karena kamu. Tapi karena perempuan itu. Iya karna perempuan itu! Awalnya berat ku rasa untuk meninggalkanmu, meninggalkan semua kenangan manis yang pernah kita lewati bersama. Tapi apa daya? Perjuanganku untuk mempertahankan cinta yang kita rajut hanyalah sia-sia, tak ada sedikitpun niatmu untuk mempertahankan hubungan kita, setidaknya untuk mempertahankan agar aku tetap berada disisimu, agar aku tetap menjadi penghias dalam mimpi indahmu, agar kita tetap bersama...

Memang kini kamu tengah berbahagia bersama pilihanmu, aku tak berhak melarangmu untuk bahagia apalagi kamu bahagia bersamanya, bersama perempuan pilihanmu, perempuan yang sekarang kamu cintai. Bagiku, melihatmu senang, akupun ikut senang... sungguh!

Aku hanya tidak percaya pada kenyataan ini. Kamu begitu cepat melupakan aku, sementara aku... diam membisu disini memikirkanmu. Kadangkala Takdir begitu jahat, tapi aku tahu semua ini terjadi karena Tuhan menyayangiku, Dia mempunyai rencana yang jauh lebih indah dibanding ini. Ya aku harap begitu, setidaknya untuk mengobati luka dihatiku ini..

Terkadang aku ingin sekali menghapus memoriku. Memang tidak semuanya, tetapi dibagian yang terdapat kamu saja. Agar aku dapat melupakanmu seutuhnya, agar aku tidak pernah mengenalmu, agar aku tidak pernah mengingat kenangan kita, dan agar aku tidak terlalu kecewa pada perpisahan yang terjadi ini.

Mungkin bagimu aku adalah Mantan Sialan, ya sesuai dengan tweetmu waktu itu. Aku memang sering membakar emosimu, membuat mu kecewa dan... terluka. Tapi ketahuilah bahwa aku melakukan itu karena aku mencintaimu, sungguh mencintaimu. Aku tak pernah menggunakan topeng ketika aku berkata cinta padamu. Aku mencintaimu, setulus dan sesederhana itu. Aku tak ingin kamu terbuai oleh kata-kata manis dari perempuan itu. Uhh, sudahlah kini sia-sia jika aku masih meyakinkanmu, toh kini kamu telah berbahagia bersama pilihanmu itu. Rasa ini hanya akan aku pendam. Sendirian. Dan mati bersama berlalunya waktu.

Kenangan yang memilukan, menyakitkan, setiap aku membaca pesan singkat ataupun tweetmu yang menghinaku, mencibirku, bahkan... mencacimaki aku. Aku berharap suatu saat nanti kamu akan sadar bahwa aku begitu tulus mencintaimu. Dan ketika itu pula kamu akan sadar bahwa kamu telah menyia-nyiakan aku yang takkan mungkin lagi untuk kembali.
Ya keberartiannya seseorang bagimu ketika kamu telah kehilangan dia, orang yang ternyata selama ini kamu sayangi... 


Terimakasih untuk 2 Juli yang sangat berarti, yang sangat manis.
Terimakasih untuk semua yang telah kamu beri..



Dari mantanmu
Yang kadangkala berbohong tersenyum
Walau sebenarnya hatinya menangis...

Kamis, 17 Mei 2012

Perempuan Itu Awal dari Kehancuran Hubunganku!



Cinta dapat bertahan jika pasangannya saling percaya dan saling terbuka

Pagi ini, pagi yang cerah dan menyejukkan tapi tak secerah hatiku dan tak sesejuk hatiku. Berulang kali ku lihat layar handphone-ku namun tak ada kamu yang memenuhi kotak inbox-ku. Tak ada lagi sapamu di pagi hari yang membangkitkan semangatku. Tak ada lagi senyummu yang menghilangkan segala kegelisahanku. Tak ada lagi genggamanmu yang menguatkan setiap langkahku. Tanpamu… aku bagaikan sampah yang tak berarti. 

Aku memulai segala aktivitasku, dan tentunya tanpa ada kamu yang mengerti setiap keadaanku. Tak ada lagi pesan singkat yang sekedar mengingatkanku untuk menjaga pola makan ataupun menjaga kesehatanku. Memang hanya masalah kecil, tapi entah mengapa rasa kehilangan ini sungguh menggerogoti hatiku. Aku seperti mencari, tanpa tahu apa sebenarnya yang sedang aku cari.

Rasa ini begitu abstrak dan sulit untuk dijelaskan. Kamu telah membawa jiwaku pergi ke negeri antah-berantah, ke dunia fana yang tak ku ketahui. Sudah seminggu semenjak kau tinggalkan aku dan semua kenangan kita. Kamu rela putuskan hubungan ini hanya karna perempuan itu. Perempuan yang membuatmu berubah menjadi dirimu yang tak lagi ku kenal. Apa arti hubungan yang kita jalin selama 2 tahun ini kalau kamu rela meninggalkan aku? Tak berartikah hubungan ini bagimu? Sia-sia kah hubungan yang kita rajut? Aku tak pernah bisa mengerti jalan fikiranmu yang rumit itu.

Teringat kata-kata kak Dwitasari, Bagaimana bisa aku mencari yang lebih baik jika aku telah memiliki yang terbaik? Bagaimana bisa aku menemukan yang lebih sempurna jika aku telah memiliki yang paling sempurna?

Aku benci perpisahan. Mengapa disetiap pertemuan selalu ada perpisahan? Mengapa selalu ada yang terluka, sementara yang lainnya bahagia atau bahkan tertawa? Kamu dan perempuan itu sedang menertawakanku…. sedangkan aku di sini hanya diam membisu, terluka! Kita saling membenci, tapi mungkin rasa benciku ini tumbuh karena aku terlalu mencintaimu.

Aku menangis sejadi-jadinya, sedalam-dalamnya atas dasar cinta. Sedangkan kamu dan perempuan itu tertawa sekeras-kerasnya, sekencang-kencangnya entah atas dasar apa harus ku simpulkan. Yeah, memang jalan fikiranmu memang sangat rumit. Aku merasa sangat kehilangan, sementara dirimu? Ingat kepadaku saja mungkin tidak. Aku hanya ingin tahu isi otakmu, apa kamu tak pernah memikirkan kelabu yang semakin menggebu dalam hatiku? Atau.. mungkin saja kamu tak punya otak? Atau bahkan tak punya hati?

Teringat denganmu, membuat aku ingin mengotak-atik archive message di handphone-ku yang semua isinya.. tentu saja hanya ada kamu. “Cinta dapat bertahan jika pasangannya saling percaya dan saling terbuka” ingatkah kamu pesan ini pernah kamu kirimkan kepadaku? Ini kata-kata yang kamu buat sendiri, tapi mengapa kamu mengingkari kata-katamu ini? Mengapa kamu tidak pernah mau terbuka kepadaku? Uhh, beribu pertanyaan yang tiba-tiba  muncul di otakku, yang takkan sanggup ku jawab karna hanya dirimu sendiri yang dapat menjawabnya.

Kini mengikhlaskanmu jadi pilihan yang baik atau bahkan terbaik. Tak ada hal yang mampu untuk ku perjuangkan selain membiarkanmu bahagia bersama perempuan itu dan berharap kamu takkan menorehkan luka lagi. Aku hanya berusaha menikmati luka yang abadi ini, hingga aku terbiasa dan perlahan melupakannya. Kepergianmu yang tak beralasan, kehilangan yang begitu menyakitkan, telah menjadi kenangan yang tak terlupakan. Aku akan tetap melanjutkan hidupku, tentu saja tanpa kamu. Kamu lanjutkan hidupmu..tentu saja dengan dia. Aku akan tetap mencintaimu, walau apapun yang terjadi bisa saja menimpaku. Sederhanakan? Ya memang cinta hanya butuh kesederhanaan

Sabtu, 12 Mei 2012

Seandainya...

Seandainya dia tahu..
Apa yang ada dalam lubuk hati ini
Rindu yang tertanam begitu kuat
Kini merekah, menyerbu kesepian yang datang 

Akankah pangeran itu datang? 
Bersama kuda putihnya yang gagah
Yang akan membawa secercah harapan
Kuharap.. itu bukan hanya harapan kosong

Ku mohon datanglah
Bersama dewa Amor yang baik itu
Menjemputku untuk pergi keperaduan cinta 
Yang akan bahagia hingga akhir waktu