Jangan membuat dirimu rendah dimata orang lain karna terserang penyakit PLAGIAT maupun EPIGON, hargai hak cipta dan percaya pada kekuatan bahasa dan hati sendiri!

Kamis, 17 Mei 2012

Perempuan Itu Awal dari Kehancuran Hubunganku!



Cinta dapat bertahan jika pasangannya saling percaya dan saling terbuka

Pagi ini, pagi yang cerah dan menyejukkan tapi tak secerah hatiku dan tak sesejuk hatiku. Berulang kali ku lihat layar handphone-ku namun tak ada kamu yang memenuhi kotak inbox-ku. Tak ada lagi sapamu di pagi hari yang membangkitkan semangatku. Tak ada lagi senyummu yang menghilangkan segala kegelisahanku. Tak ada lagi genggamanmu yang menguatkan setiap langkahku. Tanpamu… aku bagaikan sampah yang tak berarti. 

Aku memulai segala aktivitasku, dan tentunya tanpa ada kamu yang mengerti setiap keadaanku. Tak ada lagi pesan singkat yang sekedar mengingatkanku untuk menjaga pola makan ataupun menjaga kesehatanku. Memang hanya masalah kecil, tapi entah mengapa rasa kehilangan ini sungguh menggerogoti hatiku. Aku seperti mencari, tanpa tahu apa sebenarnya yang sedang aku cari.

Rasa ini begitu abstrak dan sulit untuk dijelaskan. Kamu telah membawa jiwaku pergi ke negeri antah-berantah, ke dunia fana yang tak ku ketahui. Sudah seminggu semenjak kau tinggalkan aku dan semua kenangan kita. Kamu rela putuskan hubungan ini hanya karna perempuan itu. Perempuan yang membuatmu berubah menjadi dirimu yang tak lagi ku kenal. Apa arti hubungan yang kita jalin selama 2 tahun ini kalau kamu rela meninggalkan aku? Tak berartikah hubungan ini bagimu? Sia-sia kah hubungan yang kita rajut? Aku tak pernah bisa mengerti jalan fikiranmu yang rumit itu.

Teringat kata-kata kak Dwitasari, Bagaimana bisa aku mencari yang lebih baik jika aku telah memiliki yang terbaik? Bagaimana bisa aku menemukan yang lebih sempurna jika aku telah memiliki yang paling sempurna?

Aku benci perpisahan. Mengapa disetiap pertemuan selalu ada perpisahan? Mengapa selalu ada yang terluka, sementara yang lainnya bahagia atau bahkan tertawa? Kamu dan perempuan itu sedang menertawakanku…. sedangkan aku di sini hanya diam membisu, terluka! Kita saling membenci, tapi mungkin rasa benciku ini tumbuh karena aku terlalu mencintaimu.

Aku menangis sejadi-jadinya, sedalam-dalamnya atas dasar cinta. Sedangkan kamu dan perempuan itu tertawa sekeras-kerasnya, sekencang-kencangnya entah atas dasar apa harus ku simpulkan. Yeah, memang jalan fikiranmu memang sangat rumit. Aku merasa sangat kehilangan, sementara dirimu? Ingat kepadaku saja mungkin tidak. Aku hanya ingin tahu isi otakmu, apa kamu tak pernah memikirkan kelabu yang semakin menggebu dalam hatiku? Atau.. mungkin saja kamu tak punya otak? Atau bahkan tak punya hati?

Teringat denganmu, membuat aku ingin mengotak-atik archive message di handphone-ku yang semua isinya.. tentu saja hanya ada kamu. “Cinta dapat bertahan jika pasangannya saling percaya dan saling terbuka” ingatkah kamu pesan ini pernah kamu kirimkan kepadaku? Ini kata-kata yang kamu buat sendiri, tapi mengapa kamu mengingkari kata-katamu ini? Mengapa kamu tidak pernah mau terbuka kepadaku? Uhh, beribu pertanyaan yang tiba-tiba  muncul di otakku, yang takkan sanggup ku jawab karna hanya dirimu sendiri yang dapat menjawabnya.

Kini mengikhlaskanmu jadi pilihan yang baik atau bahkan terbaik. Tak ada hal yang mampu untuk ku perjuangkan selain membiarkanmu bahagia bersama perempuan itu dan berharap kamu takkan menorehkan luka lagi. Aku hanya berusaha menikmati luka yang abadi ini, hingga aku terbiasa dan perlahan melupakannya. Kepergianmu yang tak beralasan, kehilangan yang begitu menyakitkan, telah menjadi kenangan yang tak terlupakan. Aku akan tetap melanjutkan hidupku, tentu saja tanpa kamu. Kamu lanjutkan hidupmu..tentu saja dengan dia. Aku akan tetap mencintaimu, walau apapun yang terjadi bisa saja menimpaku. Sederhanakan? Ya memang cinta hanya butuh kesederhanaan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar