Jangan membuat dirimu rendah dimata orang lain karna terserang penyakit PLAGIAT maupun EPIGON, hargai hak cipta dan percaya pada kekuatan bahasa dan hati sendiri!

Senin, 09 Desember 2013

A Great Talker is A Great LIAR



Halo, âllo!
It’s been a long time I didn’t write on ma blog *bersihin jaring laba-laba* oke, itu lebay banget wkwkwk.. Tapi emang bener sih gue gak nulis di sini lama banget, kebanyakan tugas sih, maklumlah smapoh gitu :v
Sejak kelas 11 entah mengapa gue ngerasa kalau gue tuh bener-bener sibuk –menyibukkan diri lebih tepatnya- dan gak ada waktu buat blogging. I missing the moment that I can write everything and everytime  on ma blog. Udah cukup ya basa-basinya, takut keburu bosen..
Gue baru aja selesai UAS –yang memuakkan- dan Alhamdulillah cukup menambah beban gue.. apapun harus disyukuri, kan? J Nah pas banget waktu UAS Bahasa Inggris, ada salah satu Option dari soal yang isinya gini A great talker is a great liar entah kenapa gue menyetujui pernyataan ini. Bukan hanya sekadar opini, tapi fakta membenarkan bahwa orang yang jago ngomong –walaupun gak semuanya- itu pembohong besar. Rata-rata orang yang gue temuin sih gitu. Great talker itu beda ya sama Public Speaker, karena gue lebih milih Public Speaker yang jelas-jelas lebih berpendidikan hehe.. itu alasannya gue gak suka sama orang yang bermulut besar, karena kemungkinan mereka adalah pembohong handal yang sewaktu-waktu akan menyakiti kita. So, it’s my opinion dan jangan terlalu terpengaruh sama opini gue.. udah ya, gue Cuma mau bahas itu aja hehe. Au Revoir!

Kamis, 29 Agustus 2013

Seandainya (Prolog)



Untuk bertepuk tangan, kita memerlukan dua tangan agar dapat berbunyi. Begitupun Cinta, ia memerlukan dua hati agar dapat membentuk cerita indah yang terkenang hingga akhir waktu.


   V

 


A

ku terbangun dari tidur lelapku semalam dan menarik nafas panjang untuk mengawali hari ini di atas tempat tidurku. Ini hari pertamaku sekolah di SMA Harapan Nusa. Aku tak ingin melewatkan hari pertama yang menurut banyak orang merupakan hari bersejarah yang akan teringat hingga tua nanti.
Aku melirik jam bergambar menara Eiffel yang menggantung di dinding kamar, “Wah masih jam setengah enam” ucapku dengan  gembira. Aku melangkah dengan semangat menuju balkon yang ada di depan kamarku, begitu aku membuka pintu, angin beraroma embun langsung menerpa pipiku, menciptakan kekuatan yang tak dapat dilukiskan dengan apapun. Aku melihat sekelilingku, langit masih gelap, dan di kejauhan terlihat lampu berwarna-warni yang terlihat kontras dengan langit gelap. Panorama yang paling aku sukai, dan itu sudah menjadi rutinitas setiap pagiku untuk melihat langit yang amat indah itu.
Aku menarik nafas panjang dan menghembuskannya dengan kasar, mengapa di saat panorama yang indah ini aku malah mengingatnya? Mengingat segala kenangan yang pernah tercipta antara aku dengannya.
“Lupakan dia Nadiane, dia tak pantas untuk dikenang.” Ucapku menegarkan diri sendiri. Ya, dia memang tidak pantas untuk dikenang, mantan yang hanya bisa menyakiti itu memang tak punya hak untuk masuk kembali ke dalam pikiranku.

Resensi Maryamah Karpov



Menjelajah Selat Malaka Bersama Maryamah Karpov
 
Identitas buku :
Judul               : Maryamah Karpov
Penulis             : Andrea Hirata
Penerbit           : Bentang
Halaman          : 504 Halaman
Cetakan           : Pertama/ Tahun 2008
Sampul           : Warna dasar hitam dengan gambar seorang wanita sedang bermain    biola.
Harga              : Rp. 79.000,00

Kekuatan cinta dan kerinduan! Itu lah yang membuat Ikal kembali ke kampung halamannya di Belitong setelah menyelesaikan program pendidikan master ekonomi di Universitas Sorbonne, Perancis. Kekuatan cintanya terhadap A Ling dan tentunya Ayahnya yang sangat istimewa baginya. Lelaki pendiam itu memang selalu istimewa di mata Ikal. Rindu terhadap ayahnya, rindu terhadap Arai (sepupunya), juga rindu dengan tanah airnya. Kerinduan itu yang menguatkannya meskipun perjalanan berat yang ia harus ia tempuh. Bayangkan! Setelah menahan diri agar tidak sampai mabuk laut sekian jam di dalam kapal besar yang mengangkutnya, Ikal masih belum dapat sampai ke Belitong. Untuk menuju tempat yang ia rindukan itu, ia harus turun melewati tangga yang licin dan curam setinggi tiga puluh meter untuk menuju perahu-perahu kecil yang membawanya kembali ke Belitong.
Belitong tak seperti dulu lagi. Mereka sedang terpuruk karena pabrik timah yang menjadi andalan mereka telah gulung tikar. Namun, kebiasaan mereka tak pernah berubah. Selalu membual, minum kopi ke warung, dan gemar bertaruh. Namun ketua Karmun memberi warna baru kepada masyarakat Belitong, dengan hadirnya dokter gigi yang berasal dari Jakarta itu diharapkan dapat merubah kebiasaan masyarakat Belitong. Dokter Ardiaz Budi, wanita mungil dengan jas dokternya yang merekat pada tubuhnya, ia berdiri di depan tanaman yang sangat ia sayangi itu. Ternyata kepercayaan masyarakat Belitong masih dominan dengan dukun gigi di kampung itu. Sebenarnya Ikal merasa sedikit prihatin dengan dokter tersebut, namun iya juga tak bisa menolong karena trauma yang ia alami saat kejadian di rumah sakit belasan tahun silam.
Beberapa hari berikutnya dikabarkan bahwa telah ditemukan dua mayat yang tengah terapung di tengah laut, dan ada satu tanda yang mengingatkan Ikal akan satu hal. Tatto kupu-kupu! Rasanya Ikal pernah melihat tattoo itu, dan saat ia menyadari bahwa seseorang yang mempunyai tattoo tersebut adalah A Ling, rasanya dunia seakan berhenti berputar ketika Ikal mengingat hal tersebut. Dua mayat tersebut dikabarkan tewas saat melawan tambok di selat Malaka saat hendak menuju Batuan. Ikal berharap agar A Ling bukan termasuk korban yang terjadi di selat Malaka. Ikal membulatkan tekadnya untuk menuju Batuan, untuk menjawab semua pertanyaannya tentang A Ling, untuk mendapatkan cinta sejatinya yang ia cari hampir 2/3 seluruh isi dunia. Namun harapan kadang tak sesuai kenyataan, banyak sekali masyarakat Belitong yang tidak mempercayai rencana Ikal, mereka memperolok rencana Ikal yang menurut mereka sangat tidak waras. Namun Ikal tetap percaya diri, dengan bantuan temannya Lintang, mereka membuat perahu. Selama proses pembuatan perahu, Ikal sering pergi menuju warung kopi dan bertemu dengan seorang perempuan yang lihai dalam memetik dawai biolanya, anak dari mak cik Maryamah Karpov yang lihai bermain biola. Selama beberapa minggu, proses pembuatan perahu akhirnya selesai yang kemudian Ikal beri nama Mimpi-Mimpi Lintang. Saat menuju Batuan, Ikal tidak sendirian, ia ditemani oleh 3 sahabatnya, yaitu Mahar, Chung Fad an Kalimut. Ikal berlayar dengan Mimpi-mimpi Lintang menuju batuan, hendak mencari cinta sejatinya yang selama ini ia simpan. Namun sayang, tak ada perjalanan yang mulus. Ikal harus melalui badai yang amat ganas belum lagi dengan tingginya ombak yang menerjang. Namun iya tetap berkeras untuk menemui tujuannya berlayar; A Ling dan membawanya pulang. Setelah melewati 4 hari di tengah hamparan lautan, akhirnya pada pulau terakhir dari gugus kepulauan Batuan, Ikal berhasil menemukan A Ling, tetapi tak semudah perkiraannya, para anak buah Tambok mengejar Ikal dan para temannya. Namun berkat desain perahu yang dibuat Lintang, perahu yang di bawa Ikal berhasil berlayar lebih cepat dibandingkan dengan perahu para anak buah Tambok.
 A Ling dan Ikal semakin dekat, dan Ikal seperti merasakan masa-masa kecilnya dulu bersama wanita dengan paras kuku yang indah itu. A Ling sudah bersedia untuk dinikahi oleh Ikal, namun Ikal harus meminta izin kepada Ayahnya yang sangat teristimewa itu.
Novel ini berisi tentang mimpi-mimpi Ikal yang telah lama ia pendam, tentang kepercayaan akan kesuksesan yang ia raih dari mimpi itu, mimpi yang membuat semuanya terasa indah. Ikal yakin bahwa kejadian-kejadian dalam penggapaian mimpinya itu adalah hal terbaik baginya, dan semangat Ikal itu telah menyebar pada seluruh pembaca novel ini. Novel ini juga mengajarkan kita bahwa kasih sayang kepada orang tua itu adalah hal di atas segalanya serta kepercayaan spiritual kepada yang maha Pencipta yang menjadi pondasi kita. Novel ini juga berisi tentang humor yang mampu menghibur para pembaca, seperti banyaknya nama panggilan masyarakat Belitong sesuai dengan kebiasaan mereka, contohnya Munawir Berita Buruk karena ia sering mengumumkan berita buruk melalui toa masjid. Novel ini benar-benar dapat mengangkat kebudayaan Belitong dengan jelas, sehingga orang awam pun menjadi paham tentang kebudayaan Belitong.
Namun di dunia ini tidak ada yang sempurna, begitu pula dengan novel ini. Ada beberapa keanehan yang terdapat dalam novel ini. Judul Maryamah Karpov sebenarnya tidak ada sangkut pautnya dalam novel ini. Maryamah Karpov merupakan nama dari seorang ibu dari anak yang selalu bermain biola, yang sering dipanggil Mak Cik. Akhir dari novel ini tidak begitu jelas dan membuat pembaca menjadi bingung dengan akhir hubungan Ikal dan A Ling yang tidak dilanjutkan hingga akhir. Apakah Ikal tidak jadi menikah dengan A Ling sesuai dengan perintah ayahnya? Pembaca hanya dapat meraba-raba kelanjutan cerita ini tanpa dapat mengetahui hasil akhirnya dengan jelas.
Ayo segera beli novel ini sebelum kehabisan! Novel ini akan mengajakmu berlayar menuju tempat yang sebelumnya pernah engkau ketahui. Menjelajah kebudayaan Belitong yang akan membuatmu terkagum dan mengajakmu untuk merasakan dahsyatnya kepercayaan mimpi serta membuatmu memetik manisnya dari pengalaman-pengalaman menabjukan yang anda alami selama perjalanan menggapainya. Novel ini dapat dibacakan oleh seluruh kalangan.

PENTASCIOUS



Dear Pentascious..
      Gue gak tau kenapa sayang banget sama kelas ini. Allah tuh emang baik banget  ya, masukin gue di kelas yang isinya anak2 yang baik, bukan yang fake baiknya, tapi mereka bener2 baik, care banget lah sama gue. Gue seneng banget tadi banyak banget yang care, gue beruntunglah nemu kalian @Pentascious.  Semoga kita bisa solid sampe kapanpun. Anak-anaknya seru bangetlah! Gue harap kita gak pecah, jadi bikin group-groupan gitu, karena  jujur aja gue gasuka kalo ada yang main group-groupan gitu, gue  kan pengennya kita semua nyatu. Semoga gak terjadi masalah apa2 ya sama kelas ini.
      Gue juga seneng banget tadi banyak yang care pas gue di uks, apalagi Anita, Velin sama Tiwi.. makasih banyak ya udah bersedia nolongin tanpa ada rasa jijik.. terus gue juga seneng banget semua cewek penta ke uks buat nengok gue dan lebih gokilnya lagi cowok2 penta yang dari luar uks teriak “gws cici” gara2 gak dibolehin masuk karna gue lagi gak make kerudung haha. Walaupun gue lagi tidur, tapi sayup-sayup kedengeran suara kalian…
      Love you max guys!