Jangan membuat dirimu rendah dimata orang lain karna terserang penyakit PLAGIAT maupun EPIGON, hargai hak cipta dan percaya pada kekuatan bahasa dan hati sendiri!

Kamis, 29 Agustus 2013

Resensi Maryamah Karpov



Menjelajah Selat Malaka Bersama Maryamah Karpov
 
Identitas buku :
Judul               : Maryamah Karpov
Penulis             : Andrea Hirata
Penerbit           : Bentang
Halaman          : 504 Halaman
Cetakan           : Pertama/ Tahun 2008
Sampul           : Warna dasar hitam dengan gambar seorang wanita sedang bermain    biola.
Harga              : Rp. 79.000,00

Kekuatan cinta dan kerinduan! Itu lah yang membuat Ikal kembali ke kampung halamannya di Belitong setelah menyelesaikan program pendidikan master ekonomi di Universitas Sorbonne, Perancis. Kekuatan cintanya terhadap A Ling dan tentunya Ayahnya yang sangat istimewa baginya. Lelaki pendiam itu memang selalu istimewa di mata Ikal. Rindu terhadap ayahnya, rindu terhadap Arai (sepupunya), juga rindu dengan tanah airnya. Kerinduan itu yang menguatkannya meskipun perjalanan berat yang ia harus ia tempuh. Bayangkan! Setelah menahan diri agar tidak sampai mabuk laut sekian jam di dalam kapal besar yang mengangkutnya, Ikal masih belum dapat sampai ke Belitong. Untuk menuju tempat yang ia rindukan itu, ia harus turun melewati tangga yang licin dan curam setinggi tiga puluh meter untuk menuju perahu-perahu kecil yang membawanya kembali ke Belitong.
Belitong tak seperti dulu lagi. Mereka sedang terpuruk karena pabrik timah yang menjadi andalan mereka telah gulung tikar. Namun, kebiasaan mereka tak pernah berubah. Selalu membual, minum kopi ke warung, dan gemar bertaruh. Namun ketua Karmun memberi warna baru kepada masyarakat Belitong, dengan hadirnya dokter gigi yang berasal dari Jakarta itu diharapkan dapat merubah kebiasaan masyarakat Belitong. Dokter Ardiaz Budi, wanita mungil dengan jas dokternya yang merekat pada tubuhnya, ia berdiri di depan tanaman yang sangat ia sayangi itu. Ternyata kepercayaan masyarakat Belitong masih dominan dengan dukun gigi di kampung itu. Sebenarnya Ikal merasa sedikit prihatin dengan dokter tersebut, namun iya juga tak bisa menolong karena trauma yang ia alami saat kejadian di rumah sakit belasan tahun silam.
Beberapa hari berikutnya dikabarkan bahwa telah ditemukan dua mayat yang tengah terapung di tengah laut, dan ada satu tanda yang mengingatkan Ikal akan satu hal. Tatto kupu-kupu! Rasanya Ikal pernah melihat tattoo itu, dan saat ia menyadari bahwa seseorang yang mempunyai tattoo tersebut adalah A Ling, rasanya dunia seakan berhenti berputar ketika Ikal mengingat hal tersebut. Dua mayat tersebut dikabarkan tewas saat melawan tambok di selat Malaka saat hendak menuju Batuan. Ikal berharap agar A Ling bukan termasuk korban yang terjadi di selat Malaka. Ikal membulatkan tekadnya untuk menuju Batuan, untuk menjawab semua pertanyaannya tentang A Ling, untuk mendapatkan cinta sejatinya yang ia cari hampir 2/3 seluruh isi dunia. Namun harapan kadang tak sesuai kenyataan, banyak sekali masyarakat Belitong yang tidak mempercayai rencana Ikal, mereka memperolok rencana Ikal yang menurut mereka sangat tidak waras. Namun Ikal tetap percaya diri, dengan bantuan temannya Lintang, mereka membuat perahu. Selama proses pembuatan perahu, Ikal sering pergi menuju warung kopi dan bertemu dengan seorang perempuan yang lihai dalam memetik dawai biolanya, anak dari mak cik Maryamah Karpov yang lihai bermain biola. Selama beberapa minggu, proses pembuatan perahu akhirnya selesai yang kemudian Ikal beri nama Mimpi-Mimpi Lintang. Saat menuju Batuan, Ikal tidak sendirian, ia ditemani oleh 3 sahabatnya, yaitu Mahar, Chung Fad an Kalimut. Ikal berlayar dengan Mimpi-mimpi Lintang menuju batuan, hendak mencari cinta sejatinya yang selama ini ia simpan. Namun sayang, tak ada perjalanan yang mulus. Ikal harus melalui badai yang amat ganas belum lagi dengan tingginya ombak yang menerjang. Namun iya tetap berkeras untuk menemui tujuannya berlayar; A Ling dan membawanya pulang. Setelah melewati 4 hari di tengah hamparan lautan, akhirnya pada pulau terakhir dari gugus kepulauan Batuan, Ikal berhasil menemukan A Ling, tetapi tak semudah perkiraannya, para anak buah Tambok mengejar Ikal dan para temannya. Namun berkat desain perahu yang dibuat Lintang, perahu yang di bawa Ikal berhasil berlayar lebih cepat dibandingkan dengan perahu para anak buah Tambok.
 A Ling dan Ikal semakin dekat, dan Ikal seperti merasakan masa-masa kecilnya dulu bersama wanita dengan paras kuku yang indah itu. A Ling sudah bersedia untuk dinikahi oleh Ikal, namun Ikal harus meminta izin kepada Ayahnya yang sangat teristimewa itu.
Novel ini berisi tentang mimpi-mimpi Ikal yang telah lama ia pendam, tentang kepercayaan akan kesuksesan yang ia raih dari mimpi itu, mimpi yang membuat semuanya terasa indah. Ikal yakin bahwa kejadian-kejadian dalam penggapaian mimpinya itu adalah hal terbaik baginya, dan semangat Ikal itu telah menyebar pada seluruh pembaca novel ini. Novel ini juga mengajarkan kita bahwa kasih sayang kepada orang tua itu adalah hal di atas segalanya serta kepercayaan spiritual kepada yang maha Pencipta yang menjadi pondasi kita. Novel ini juga berisi tentang humor yang mampu menghibur para pembaca, seperti banyaknya nama panggilan masyarakat Belitong sesuai dengan kebiasaan mereka, contohnya Munawir Berita Buruk karena ia sering mengumumkan berita buruk melalui toa masjid. Novel ini benar-benar dapat mengangkat kebudayaan Belitong dengan jelas, sehingga orang awam pun menjadi paham tentang kebudayaan Belitong.
Namun di dunia ini tidak ada yang sempurna, begitu pula dengan novel ini. Ada beberapa keanehan yang terdapat dalam novel ini. Judul Maryamah Karpov sebenarnya tidak ada sangkut pautnya dalam novel ini. Maryamah Karpov merupakan nama dari seorang ibu dari anak yang selalu bermain biola, yang sering dipanggil Mak Cik. Akhir dari novel ini tidak begitu jelas dan membuat pembaca menjadi bingung dengan akhir hubungan Ikal dan A Ling yang tidak dilanjutkan hingga akhir. Apakah Ikal tidak jadi menikah dengan A Ling sesuai dengan perintah ayahnya? Pembaca hanya dapat meraba-raba kelanjutan cerita ini tanpa dapat mengetahui hasil akhirnya dengan jelas.
Ayo segera beli novel ini sebelum kehabisan! Novel ini akan mengajakmu berlayar menuju tempat yang sebelumnya pernah engkau ketahui. Menjelajah kebudayaan Belitong yang akan membuatmu terkagum dan mengajakmu untuk merasakan dahsyatnya kepercayaan mimpi serta membuatmu memetik manisnya dari pengalaman-pengalaman menabjukan yang anda alami selama perjalanan menggapainya. Novel ini dapat dibacakan oleh seluruh kalangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar