Menjelajah Selat
Malaka Bersama Maryamah Karpov
Identitas
buku :
Judul
: Maryamah Karpov
Penulis
: Andrea Hirata
Penerbit : Bentang
Halaman
: 504 Halaman
Cetakan
: Pertama/ Tahun 2008
Sampul : Warna dasar hitam dengan gambar seorang wanita sedang bermain biola.
Harga : Rp. 79.000,00
Kekuatan cinta dan
kerinduan! Itu lah yang membuat Ikal kembali ke kampung halamannya di Belitong
setelah menyelesaikan program pendidikan master ekonomi di Universitas
Sorbonne, Perancis. Kekuatan cintanya terhadap A Ling dan tentunya Ayahnya yang
sangat istimewa baginya. Lelaki pendiam itu memang selalu istimewa di mata Ikal.
Rindu terhadap ayahnya, rindu terhadap Arai (sepupunya), juga rindu dengan
tanah airnya. Kerinduan itu yang menguatkannya meskipun perjalanan berat yang
ia harus ia tempuh. Bayangkan! Setelah menahan diri agar tidak sampai mabuk
laut sekian jam di dalam kapal besar yang mengangkutnya, Ikal masih belum dapat
sampai ke Belitong. Untuk menuju tempat yang ia rindukan itu, ia harus turun
melewati tangga yang licin dan curam setinggi tiga puluh meter untuk menuju
perahu-perahu kecil yang membawanya kembali ke Belitong.
Belitong tak seperti
dulu lagi. Mereka sedang terpuruk karena pabrik timah yang menjadi andalan
mereka telah gulung tikar. Namun, kebiasaan mereka tak pernah berubah. Selalu
membual, minum kopi ke warung, dan gemar bertaruh. Namun ketua Karmun memberi
warna baru kepada masyarakat Belitong, dengan hadirnya dokter gigi yang berasal
dari Jakarta itu diharapkan dapat merubah kebiasaan masyarakat Belitong. Dokter
Ardiaz Budi, wanita mungil dengan jas dokternya yang merekat pada tubuhnya, ia
berdiri di depan tanaman yang sangat ia sayangi itu. Ternyata kepercayaan
masyarakat Belitong masih dominan dengan dukun gigi di kampung itu. Sebenarnya Ikal
merasa sedikit prihatin dengan dokter tersebut, namun iya juga tak bisa
menolong karena trauma yang ia alami saat kejadian di rumah sakit belasan tahun
silam.
Beberapa hari
berikutnya dikabarkan bahwa telah ditemukan dua mayat yang tengah terapung di tengah
laut, dan ada satu tanda yang mengingatkan Ikal akan satu hal. Tatto kupu-kupu!
Rasanya Ikal pernah melihat tattoo itu, dan saat ia menyadari bahwa seseorang
yang mempunyai tattoo tersebut adalah A Ling, rasanya dunia seakan berhenti
berputar ketika Ikal mengingat hal tersebut. Dua mayat tersebut dikabarkan
tewas saat melawan tambok di selat Malaka saat hendak menuju Batuan. Ikal
berharap agar A Ling bukan termasuk korban yang terjadi di selat Malaka. Ikal
membulatkan tekadnya untuk menuju Batuan, untuk menjawab semua pertanyaannya
tentang A Ling, untuk mendapatkan cinta sejatinya yang ia cari hampir 2/3
seluruh isi dunia. Namun harapan kadang tak sesuai kenyataan, banyak sekali
masyarakat Belitong yang tidak mempercayai rencana Ikal, mereka memperolok
rencana Ikal yang menurut mereka sangat tidak waras. Namun Ikal tetap percaya
diri, dengan bantuan temannya Lintang, mereka membuat perahu. Selama proses
pembuatan perahu, Ikal sering pergi menuju warung kopi dan bertemu dengan seorang
perempuan yang lihai dalam memetik dawai biolanya, anak dari mak cik Maryamah
Karpov yang lihai bermain biola. Selama beberapa minggu, proses pembuatan
perahu akhirnya selesai yang kemudian Ikal beri nama Mimpi-Mimpi Lintang. Saat
menuju Batuan, Ikal tidak sendirian, ia ditemani oleh 3 sahabatnya, yaitu Mahar,
Chung Fad an Kalimut. Ikal berlayar dengan Mimpi-mimpi Lintang menuju batuan,
hendak mencari cinta sejatinya yang selama ini ia simpan. Namun sayang, tak ada
perjalanan yang mulus. Ikal harus melalui badai yang amat ganas belum lagi
dengan tingginya ombak yang menerjang. Namun iya tetap berkeras untuk menemui
tujuannya berlayar; A Ling dan membawanya pulang. Setelah melewati 4 hari di
tengah hamparan lautan, akhirnya pada pulau terakhir dari gugus kepulauan
Batuan, Ikal berhasil menemukan A Ling, tetapi tak semudah perkiraannya, para
anak buah Tambok mengejar Ikal dan para temannya. Namun berkat desain perahu
yang dibuat Lintang, perahu yang di bawa Ikal berhasil berlayar lebih cepat
dibandingkan dengan perahu para anak buah Tambok.
A Ling dan Ikal semakin dekat, dan Ikal
seperti merasakan masa-masa kecilnya dulu bersama wanita dengan paras kuku yang
indah itu. A Ling sudah bersedia untuk dinikahi oleh Ikal, namun Ikal harus
meminta izin kepada Ayahnya yang sangat teristimewa itu.
Novel ini berisi
tentang mimpi-mimpi Ikal yang telah lama ia pendam, tentang kepercayaan akan
kesuksesan yang ia raih dari mimpi itu, mimpi yang membuat semuanya terasa
indah. Ikal yakin bahwa kejadian-kejadian dalam penggapaian mimpinya itu adalah
hal terbaik baginya, dan semangat Ikal itu telah menyebar pada seluruh pembaca
novel ini. Novel ini juga mengajarkan kita bahwa kasih sayang kepada orang tua
itu adalah hal di atas segalanya serta kepercayaan spiritual kepada yang maha
Pencipta yang menjadi pondasi kita. Novel ini juga berisi tentang humor yang
mampu menghibur para pembaca, seperti banyaknya nama panggilan masyarakat
Belitong sesuai dengan kebiasaan mereka, contohnya Munawir Berita Buruk karena
ia sering mengumumkan berita buruk melalui toa masjid. Novel ini benar-benar
dapat mengangkat kebudayaan Belitong dengan jelas, sehingga orang awam pun
menjadi paham tentang kebudayaan Belitong.
Namun di dunia ini
tidak ada yang sempurna, begitu pula dengan novel ini. Ada beberapa keanehan
yang terdapat dalam novel ini. Judul Maryamah Karpov sebenarnya tidak ada
sangkut pautnya dalam novel ini. Maryamah Karpov merupakan nama dari seorang ibu
dari anak yang selalu bermain biola, yang sering dipanggil Mak Cik. Akhir dari
novel ini tidak begitu jelas dan membuat pembaca menjadi bingung dengan akhir
hubungan Ikal dan A Ling yang tidak dilanjutkan hingga akhir. Apakah Ikal tidak
jadi menikah dengan A Ling sesuai dengan perintah ayahnya? Pembaca hanya dapat
meraba-raba kelanjutan cerita ini tanpa dapat mengetahui hasil akhirnya dengan
jelas.
Ayo segera beli novel
ini sebelum kehabisan! Novel ini akan mengajakmu berlayar menuju tempat yang
sebelumnya pernah engkau ketahui. Menjelajah kebudayaan Belitong yang akan
membuatmu terkagum dan mengajakmu untuk merasakan dahsyatnya kepercayaan mimpi
serta membuatmu memetik manisnya dari pengalaman-pengalaman menabjukan yang
anda alami selama perjalanan menggapainya. Novel ini dapat dibacakan oleh
seluruh kalangan.