“untuk
kamu, dan sepotong kenangan dikala hujan”
Air
mata bumi perlahan menetes, semakin banyak, semakin lebat, dan… deras. Hujan,
cuaca yang tidak disukai oleh banyak orang, cuaca yang dapat menghambat segala
aktifitas. Tapi, dibalik itu ada aku yang sangat mengagumi hujan. Hujan buatku
adalah penenang jiwa, pembawa airmata, dan pengingat rasa kehilangan. Dia menyimpan
sejuta ke eksotisan, dia menyimpan beribu harapan, dan dia… menyimpan sepotong
kenangan indah.
***
Berbicara
tentang kenangan indah, ingatkah kamu saat kamu rela menjemputku dikala hujan
turun? Kamu tetap menjemputku walaupun aku telah menolaknya, kamu tetap
menerobos walau cuaca sedang tidak bersahabat, HANYA DEMI AKU! Lalu sesampainya di tempat kamu menjemput aku, kamu
menyuruhku agar menunggu, setidaknya sampai hujan reda. Tetapi aku memaksamu
agar tetap menerobos, agar kita dapat menikmati indahnya saat hujan turun. Berdua.
Aku
dan Kamu. Agar kita dapat menciptakan sebuah kenangan indah yang tak
terlupakan, dan agar aku tetap dapat mengenangmu…
Ah
hujan ternyata masih menjadi peran antagonis, dia kembali mengingatkanku
padamu! Kamu yang rela pergi meninggalkanku demi perempuan lain, kamu yang
sering membuat aku menangis, tapi juga yang selalu membuat aku tertawa dan
tersenyum. Kamu yang sekarang mendepakku keluar dari kehidupanmu.
Hujan
kali ini, di malam yang beku, benar-benar mengingatkanku pada kehilangan. Rasa kehilangan
yang begitu mendalam, rasa sayang yang tak pernah habis, rasa yang ku buat
sendiri namun juga rasa yang menghancurkanku. Ternyata aku sedang merindukanmu.
Apa kamu merindukanku sedalam aku merindukan kamu? Tak usah dijawab! Aku yakin
bahwa jawabanmu pasti ”TIDAK”. Yasudahlah
mungkin kamu telah bahagia, walau bersama perempuan lain. Soal perasaanku? Tak usah
dipedulikan. Aku hanya merindukanmu. Itu saja.
Sederhana. Rindu dan cintaku memang selalu sederhanakan?
keren keren :D
BalasHapusMakasih :)
BalasHapuskeren cii :)
BalasHapusmakasih muti hehe
Hapus