Jangan membuat dirimu rendah dimata orang lain karna terserang penyakit PLAGIAT maupun EPIGON, hargai hak cipta dan percaya pada kekuatan bahasa dan hati sendiri!

Kamis, 07 Juni 2012

Kamu dan Hujan


 
“untuk kamu, dan sepotong kenangan dikala hujan”





Air mata bumi perlahan menetes, semakin banyak, semakin lebat, dan… deras. Hujan, cuaca yang tidak disukai oleh banyak orang, cuaca yang dapat menghambat segala aktifitas. Tapi, dibalik itu ada aku yang sangat mengagumi hujan. Hujan buatku adalah penenang jiwa, pembawa airmata, dan pengingat rasa kehilangan. Dia menyimpan sejuta ke eksotisan, dia menyimpan beribu harapan, dan dia… menyimpan sepotong kenangan indah.
 ***


Berbicara tentang kenangan indah, ingatkah kamu saat kamu rela menjemputku dikala hujan turun? Kamu tetap menjemputku walaupun aku telah menolaknya, kamu tetap menerobos walau cuaca sedang tidak bersahabat, HANYA DEMI AKU! Lalu sesampainya di tempat kamu menjemput aku, kamu menyuruhku agar menunggu, setidaknya sampai hujan reda. Tetapi aku memaksamu agar tetap menerobos, agar kita dapat menikmati indahnya saat hujan turun. Berdua. Aku dan Kamu. Agar kita dapat menciptakan sebuah kenangan indah yang tak terlupakan, dan agar aku tetap dapat mengenangmu…

Ah hujan ternyata masih menjadi peran antagonis, dia kembali mengingatkanku padamu! Kamu yang rela pergi meninggalkanku demi perempuan lain, kamu yang sering membuat aku menangis, tapi juga yang selalu membuat aku tertawa dan tersenyum. Kamu yang sekarang mendepakku keluar dari kehidupanmu.

Hujan kali ini, di malam yang beku, benar-benar mengingatkanku pada kehilangan. Rasa kehilangan yang begitu mendalam, rasa sayang yang tak pernah habis, rasa yang ku buat sendiri namun juga rasa yang menghancurkanku. Ternyata aku sedang merindukanmu. Apa kamu merindukanku sedalam aku merindukan kamu? Tak usah dijawab! Aku yakin bahwa jawabanmu pasti ”TIDAK”. Yasudahlah mungkin kamu telah bahagia, walau bersama perempuan lain. Soal perasaanku? Tak usah dipedulikan.  Aku hanya merindukanmu. Itu saja. Sederhana. Rindu dan cintaku memang selalu sederhanakan?

4 komentar: